PC IMM TANGSEL

PC IMM TANGSEL
Ayolah a-yo...ayo..Derap derukan langkah, dan kibar geleparkan panji panji... Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, sejarah umat telah menuntut bukti...Ingatlah i-ngat...ingat...Niat tlah diikrarkan, kita lah cendekiawan berpribadi, Susila cakap takwa kepada Tuhan, pewaris tampuk pimpinan umat nanti..Immawan dan immawati...siswa teladan putra harapan, Penyambung hidup generasi..Umat Islam seribu zaman...pendukung cita cita luhur, negri indah adil dan makmur...

Jumat, 06 Juli 2012

Islam Agama Toleransi

Sejak terjadinya pengeboman gedung WTC pada 11 September 2011, membuat orang-orang Barat beranggapan bahwa Islam adalah agama ekstremis, pembuat onar, anti Kristen, anti Yahudi, menolak demokrasi, opresif terhadap wanita, dan memaksakan penerapan hukum Islam yang kejam. Ditambah dengan pandangan Abu Bakar Ba’asyir yang menganggap demokrasi, nasionalisme, dan sekularisme adalah paham-paham syirik yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Begitu juga dengan maraknya kebangkitan gerakan-gerakan keagamaan yang bercorak fundamentalisme, radikalisme, dan terorisme, yang sasarannya bukan hanya nonmuslim saja, tetapi muslim seperti Ahmadiyah, Syi’ah, Kelompok Salafi di Lombok, serta kelompok JIL (Jaringan Islam Liberal) turut menjadi sasaran.
Atas fenomena itulah, banyak cendikiawan muslim memberikan komentar dan tidak membenarkan atas penafsiran yang sempit (tekstual) dan iman secara tertutup. Salah satunya Irwan Masduqi dengan latar belakang alumni Universitas Al-Azhar, Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis yang bergelut dalam dasar-dasar agama, berinisiatif untuk menulis Berislam Secara Toleran supaya mewujudkan kesadaran untuk hidup berdampingan secara damai dan harmonis di tengah-tengah masyarakat yang pluralisme.
Pada dasarnya, berislam secara toleran adalah menghargai satu sama lain, menerima kekurangan dan kelebihan, saling melengkapi serta saling menghormati. Dan efeknya akan tercipta hidup secara damai, tentram, dan harmonis.
Buku ini menawarkan konsep toleransi Islam menurut persepektif 15 pemikir kontemporer  dunia, baik dari muslim maupun nonmuslim seperti Mohammed Arkoun, Abed al-Jabri, Gamal al-Bana, Hassan Hanafi, Muhammad Shahrour, Yusuf al-Qaradhawi, Abdurrahman Wahid, Fethullah Gulen, John L. Esposito, Yohanan Friedmann, Ahmad Juhaini, Muhammad Mushtafa Ragab El-Bana, Abd al-Basit bin Yusuf al-Gharib, dan Sayyid Qutub.
Buku yang diterbitkan PT Mizan Pustaka ini, memaparkan dari toleransi pandangan filsafat Yunani, tradisi Islam klasik, filsafat Barat, wacana Islam modern, dan toleransi dalam wacana kontemporer. Buku ini bagus untuk dibaca khalayak karena akan menyadarkan bahwa kita hidup tidak akan terlepas dari multikulturalisme dan pluralisme serta akan menuju dan mengusung pada negara yang kosmopolitan.
Dalam isinya, buku ini juga menceritakan apakah Islam itu agama toleran? Betulkah ayat-ayat toleransi sudah dihapus hukumnya dan tidak berlaku lagi karena sudah diganti dengan ayat-ayat perang? Apakah tradisi Islam memang memiliki konsep toleransi, ataukah ia merupakan gagasan yang diimpor dari peradaban Barat? Jika Islam agama toleran, mengapa Nabi Muhammad memerangi dan mengusir suku-suku Yahudi dari Madinah? Bagaimana doktrin fiqih klasik digunakan oleh kelompok fundamentalis untuk mengkafirkan dan membunuh pemerintah maupun orang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya?  Dan jika benar Islam agama toleran, mengapa ada produk fiqih yang melarang pembangunan gereja baru di wilayah muslim?.
Semua pertanyaan di atas dijawab oleh 15 pemikir kontemporer dan saling tarik-menarik, apakah Islam itu toleran ataukah intoleran? Namun, buku ini terlalu banyak menggunakan bahasa ilmiah, sehingga pembaca akan sedikit mengalami kebingungan untuk memahaminya, serta dalam hukum jihad dan toleransi penjelasan periwayatannya tidak dipaparkan secara eksplisit (gamblang) dan komperehensif. (Hafiz Sholahudin)

1 komentar:

  1. postingan kayak gini yg cocok sm visi IMM Tangsel bung. ngak percuma bung admin di uin, uin perspektif bgt nih. hehe.. mantabbbb!!!!!!!

    BalasHapus