SEJARAH
BERDIRINYA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
CABANG
TANGERANG SELATAN
Demi tinta dan yang
dituliskannya, darah yang senantiasa merah bergelora.
Tangan yang menulis akan binasa,
tapi tulisan ini akan abadi sepanjang masa.
Sejarah berdirinya IMM
Tangsel; proses panjang yang tidak berujung pada HARI INI
Pertama dan yang paling utama bagi kita umat
manusia dengan begitu melimpahnya nikmat yang didapat adalah bersyukur kepada Allah
SWT. Solawat serta Salam mari kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, tokoh
panutan umat yang senantiasa istiqomah dalam berjuang dan dakwah.
Bismillahirrahmaanirahim, Bersama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang...
Izinkanlah mereka yang memiliki niat tulus nan
suci dan berkorban tanpa pamrih
menuliskan getirnya perjuangan yang telah dilaluinya.
Sebelumnya ada sepenggal kisah yang
diceritakan kelompok semut hitam.
Alkisah hiduplah dua anak bersama ayah
tiri yang menikahi ibunya setelah diceraikan ayah kandung mereka. Mereka
tinggal di ibu kota, sementara ayah kandungnya menetap di desa. Mereka hidup
bersama anak-anak ayah tiri dari istrinya yang sudah tiada. Ayah tiri cuma
memberi makan, buat bayar SPP sekolah dan uang jajan mereka terpaksa harus
minta ke ayah kandung di desa. Ayah tiri lebih sayang kepada anak-anak
kandungnya. Selain rutin memberi uang jajan, ayah tiri juga menyekolahkan
anak-anak kandungnya dengan baik. Awalnya mereka jalani kehidupan seolah tanpa
beban dan penderitaan. Layaknya anak-anak yang masih kecil, mereka belum berani
mendobrak ketidakadilan dan penderitaan itu. Namanya juga hidup menumpang,
menurut mereka dikasih makan yang cukup saja sudah beruntung. Seiring waktu
mereka memimpikan punya ayah yang menyayangi dan serumah walau harus berebut
kue dengan saudara sekandung. Memang tidak semua anak sadar dan berkeinginan
sama. Beberapa diantaranya memilih menikmati keadaan yang sudah dijalaninya.
Seakan terasa berat karena posisinya dipersimpangan jalan. Hidup di ibu kota
yang gemerlap bersama ayah tiri tapi harus ke desa tiap butuh uang buat bayar
SPP sekolah. Diantara mereka yang sadar dan berfikiran maju punya gagasan
tersendiri. Lebih baik pindah rumah bersama ayah kandung walau jauh dari “ibu”
kota. Ya! lebih baik dan nyaman hidup dikampung dimana mereka dilahirkan.
Mereka bisa tenang membangun dan memperbaiki rumah tanpa kekhawatiran akan
diambil anak dari ayah tirinya kelak. Mereka tidak lagi hidup menumpang dirumah
ayah tiri seperti dulu. Sungguh tidak mengenakkan hidup menumpang. Apalagi
anak-anak dari ayah tiri benci dan iri sama saudara bukan sekandungnya. Kini
mereka yang berkeinginan pindah dan membangun rumah baru sudah dewasa serta
mumpuni. Kesadaran dan keinginan untuk hidup mandiri mulai mengakar. Apalagi desa
tempat mereka dilahirkan sudah berubah lebih maju. Tersadar dirinya telah cukup
mumpuni, maka menurut mereka tidak ada kata menunggu untuk mewujudkan
keinginannya atau ikut saja kemana angin berhembus.
Mereka berkata bahwa hari ini dan esok
adalah hari-hari tindakan............!!
A.
Cikal bakal IMM Cabang Ideal; Latar
Belakang Pemikirannya
Berawal dari wacana penertiban struktural organisasi berdasarkan ketentuan
geografis dan kesadaran akan pentingnya melebarkan sayap dakwah. Menyusul
keinginan untuk menyudahi “ketidakharmonisan”
yang selama ini mengkerdilkan nalar. Harapan adanya wadah OKP di KNPI
daerah sebagai sarana kemitraan dengan pemerintah setempat. Kejelasan
pendampingan ortom oleh ayahanda Muhammadiyah di pimpinan daerah juga
dirindukan dua cabang IMM “anak tiri.”
Kenyataan rancunya naungan dan pembinaan oleh pimpinan daerah Muhammadiyah
kepada IMM Ciputat dan IMM Cirendeu. Naungan ortom Muhammadiyah di daerah bagi
kedua cabang IMM tersebut tidak sama halnya dengan pimpinan IMM diatasnya. Coba renungkan
keganjilan berikut: IMM cabang ciputat dan cabang cirendeu sama-sama berdomisili
di satu kecamatan yang sama yaitu Ciputat (sebelum pemekaran). Kedua cabang
tersebut dibawah kekuasaan DPD IMM DKI Jakarta. Setiap cabang IMM bernaung di
PDM masing-masing sesuai daerahnya. Walau dua cabang IMM masuk DPD IMM Jakarta
tetapi pendampingan ortom dilakukan bukan oleh PDM Jakarta Selatan melainkan
PDM Kab Tangerang. Pengurus kedua cabang terkadang tidak mengenal siapa
ayahanda mereka di Kab. Tangerang. Karena pada prakteknya kedua cabang tersebut
lebih sering berkeluh resah kepada PDM Jakarta Selatan. Padahal PDM Jakarta
selatan sudah jelas punya anak kandung IMM Cabang Jakarta selatan, begitu juga
PDM Kab Tangerang yang menaungi IMM cabang Kab Tangerang. Posisi kedua cabang
ada dipersimpangan jalan, statusnyapun sementara menumpang karena berada
diposisi yang membingungkan.
Ketidaksesuaian sama terjadi pada induk organisasi kepemudaan Komite
Nasional Pemuda Indonesia(KNPI) tingkat Daerah II. Sangat jelas dan wajar DPD
KNPI Jakarta Selatan menaungi PC. IMM Jakarta Selatan yang berdomisili di daerahnya..
Lalu siapa yang mewadahi dua cabang IMM yang notabene masuk DPD IMM DKI Jakarta
tapi berdomisili di wilayah provinsi lain?
Kenyataan dimana DPD IMM DKI Jakarta menginduk ke DPD KNPI Jakarta kontan
membuat asing bagi IMM Ciputat dan Cirendeu karena faktanya justru induk OKP
nya adalah DPD KNPI Kab. Tangerang. Di DPD KNPI Kab Tangerang sendiri sudah ada
IMM cabang Kab Tangerang. Anehnya lagi, Surat keputusan tentang kepengurusan
kedua cabang yang dilampirkan sebagai syarat pendaftaran OKP di KNPI Kab
Tangerang ber-kop surat DPD IMM DKI Jakarta. Berulangkali teguran datang dari
KNPI Kab Tangerang karena keberadaan dua cabang IMM dalam satu DPD KNPI.
Setelah terbentuk DPD KNPI Kota Tangerang Selatan otomatis organisasi yang bukan berdomisili di kab Tangerang
nantinya dicoret dari daftar OKP DPD KNPI Kab Tangerang.
Menjelang muktamar IMM tiap dua tahun, kenyataan getir harus dirasakan
kedua Cabang IMM tersebut. Meskipun sering berhubungan dengan PDM Jakarta
Selatan tapi surat rekomendasi dari PDM tidak bisa diperoleh dari Jakarta
selatan. Walau menangis darah, menjerit meronta-ronta bersimpuh di kaki
ayahanda PDM Jakarta selatan surat rekomendasi kepesertaan muktamar IMM tak
kunjung didapat. Terpaksa harus lari terbirit-birit ke PDM Kab.Tangerang demi selembar
surat hina rekomendasi kepesertaan Muktamar IMM. Memang tidak begitu signifikan
permasalahannya tapi bisa jadi bom waktu dikemudian hari.
Dalam perhelatan musyawarah tingkat daerah (musyda) beberapa cabang
seringkali mendapat perlakuan beda dari cabang lain yang notabene “asli”
Jakarta. Terlebih jika utusan dari cabang itu terpilih sebagai ketua umum.
Jangankan lancar sampai akhir kepengurusan, upaya penjegalan bisa terjadi di
arena musyawarah daerah yang terhormat.
Idealnya sebuah organisasi bisa mengkondisikan anggota dan pengurus
meningkat kualitasnya. Bukan sebaliknya dimana energi habis terkuras hanya
untuk berkonflik ria. Lazimnya sebuah keluarga besar, organisasi menciptakan
kehidupan harmonis. Bukan sebaliknya manakala kebencian dan kecurigaan tertanam
dalam hati juga pikiran kader. Menerima dengan lapang dada bagi mereka yang
belum berkesempatan terpilih menjadi pimpinan. Semua elemen perlu mendukung
suksesnya agenda dan cita-cita bersama. Orientasi berorganisasi bukan pada
jabatan dan kekuasaan. Sayangnya itu semua jauh dari kenyataan. Kondisi saling
bermusuhan, penjegalan, tidak ikhlas pihak tertentu menjadi pimpinan selalu
dipelihara dari generasi ke generasi.
Semua faktor yang dipaparkan diatas tampaknya tidak berpengaruh terhadap
eksistensi dan pergerakan IMM Ciputat maupun Cirendeu. Kenyataannya, IMM
Ciputat dan Cirendeu tetap dengan kekhasan yang dimilikinya baik pergerakan,
pemikiran dan sumbangsihnya kepada kalangan mahasiswa, masyarakat, bangsa dan
Negara, dunia bahkan akhirat. Semuanya
berjalan normal bahkan berlalu seakan tidak peduli dengan fakta abu-abu.
Mengabaikan fakta geografis, garis pimpinan diatasnya, pembinaan Pimpinan
Daerah Muhammadiyah dan naungan Induk OKP (KNPI).
Kesadaran dan keinginan untuk menyudahi keracuan semakin kuat manakala
Banten menjadi provinsi tersendiri. Provinsi diujung pulau Jawa itu lepas dari
wilayah administrasi pemerintah Jawa Barat awal tahun 2000-an. Begitu juga
dengan IMM, terbentuklah DPD IMM Banten beberapa tahun berikutnya. Lebih khusus
fakta dimekarkannya kota Tangerang Selatan dari induknya yaitu Kab Tangerang.
Ketika wacana pembentukan cabang ideal sebagai alternatif digulirkan,
perdebatan timbul mengenai nomenklatur
dan romantisme klasik. “Bagaimana keberadaan Cabang yang sudah ada jika cabang
ideal jadi terbentuk? Lalu apa nama cabang ideal yang akan dibentuk? Mana
mungkin nama cabang yang sudah mendunia akan diganti nama yang lain. Apa
sebenarnya motif orang-orang yang ingin membentuk cabang ideal itu? “
Terjadilah dilematisme antara kesadaran untuk tertib secara organisasi
dengan ketidakrelaan sejarah emas yang terukir selama ini akan terkubur dan
kabur. Posisi IMM Ciputat dan Cirendeu tetap seperti apa yang kita lihat dan
hidup-hidupkan sekarang ini. Tetap dalam ke abu-abuan, kerancuan koordinasi dan
kekhawatiran berkepanjangan. Keterbukaan pikiran untuk keluar dari kubangan
masalah klasik seperti ini sudah tertanam disebagian kalangan anggota dan
pimpinan baik IMM Ciputat maupun IMM Cirendeu dari periode ke periode.
Keinginan dan kesadaran sebagaimana
dinarasikan diatas seakan hanya menjadi angan dan lamunan beberapa kader.
Mereka yang mempunyai keinginan serta kesadaran tidak cukup waktu dan
kesempatan untuk mewujudkannya. Setelah lulus kuliah dan menyudahi amanah
sebagai pengurus mereka melanjutkan perjalanan intelektualnya sampai entah
kemana. Mereka tidak lagi peduli nasib masyarakat tapi yang dipedulikan
sekarang adalah bagaimana memenuhi urusan perut sendiri. Diantara yang lain
mengasingkan diri dari rengekan adik-adik seperjuangan.
B.
IMM Tangsel; Dasar Pemikiran Dan
Pertimbangannya
KINI semuanya berubah, perlahan tapi pasti perubahan akan terjadi dan kita
hadapi. Mau tidak mau, siap ataupun tidak siap, tidak perlu kita ributkan lagi.
Yang DULU beberapa hal belum atau tidak jelas, KINI tidak lagi tidak jelas.
Semua menjadi jelas dan kaku. Jika berharap dispensasi maka yang didapat
hanyalah kenyataan kita terlindas dan tertinggal jauh oleh mereka yang berfikir
realistis. Sebagai kaum yang realistis dan optimis, kita harus siap mengawal
perubahan-tentu dengan kepribadian tangguh-agar hidup tidak tertinggal dan
tergerus arus perubahan itu sendiri.
(lebah madu)
Dasar pemikiran tersebut yang menjadikan kita mau tidak mau harus berubah
dalam fikiran, sikap dan tindakan. Mewujudkan harapan tertibnya aturan
organisasi, terbentuknya IMM yang sesuai
dengan konstitusi baik secara geografis kewilayahannya, jelas naungan
kaderisasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah, jelas garis struktural pimpinan
diatasnya serta induk OKP di KNPI-nya.
Ternyata sebagai kelompok kritis sekaligus analitis, para pengukir sejarah
IMM Tangsel juga melihat faktor diluar IMM untuk dijadikan rujukan penguat
dalam bertindak. Kalau sekedar rasa ingin membentuk IMM Tangsel tanpa didukung
pertimbangan lain mungkin terkesan prematur. Bisa jadi IMM Tangsel kelak akan
bernasib sama dengan partai politik abal-abal di negeri ini yang meregang nyawa
karena gagal memenuhi ketentuan parlementary
electoral treshold.
Melalui pengamatan dan analisis mendalam, para pelopor mencoba menginventarisir
semua faktor pendukung baik dari luar maupun dalam yang bisa dijadikan penguat
untuk mewujudkan harapan mulia. Berikut adalah faktor-faktor yang dimaksud
diatas:
1. Fakta
terbentuknya Kota Tangerang Selatan secara devinitif hasil pemekaran Kabupaten Tangerang
melalui PILKADA 2011 berlandaskan SK Kemendagri RI No.50 tahun 2010.
2. Seiring
fakta diatas, maka terbentuk pula Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Tangerang
Selatan terpisah dari PDM induknya yaitu Kab Tangerang.
3. Berdasar
pada fakta poin pertama, terbentuklah SKPD, instansi-instansi di wilayah
pemerintahan Kota Tangerang Selatan
4. Fakta
dibentuknya Induk OKP setingkat Daerah Kota yakni DPD KNPI Kota Tangerang
Selatan, di awali penyesuaian dan penertiban OKP-OKP serta Ormas di wilayah
Tangerang Selatan yang sebelumnya masuk Kab Tangerang.
5. Fakta
sejarah IMM Cabang kota Tangerang yang awalnya tunduk pada DPD IMM Jakarta
kemudian menginduk dan takluk kepada DPD IMM Banten setelah dimekarkan dari DPD
IMM Jawa Barat.
6. Fakta
ketatnya aturan pendaftaran Ormas dan OKP di Badan Kesbangpolinmas Kota
Tangerang Selatan. Salah satunya adalah OKP/Ormas yang akan mendaftar harus
berdomisili dan dibawah koordinasi pimpinan diatasnya diwilayah Banten.
7. Fakta
bahwa berdirinya OKP-OKP menimbulkan persaingan dalam hal kegiatan, peran
terhadap masyarakat dan perekrutan anggota
8. Fakta
adanya kendala dalam pembinaan, kegiatan dan perekrutan kader diwilayah
Tangerang Selatan yang tak terjangkau oleh IMM yang ada sebelumnya di Tangsel
(IMM Ciputat dan IMM Cirendeu)
9.
Desakan
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tangerang Selatan agar segera di bentuk Ortom
secara devinitif setingkat Daerah kabupaten/kota Tangerang Selatan
10. Tidak lama setelah terbentuk PDM Kota
Tangerang selatan, berikut menyusul dibentuknya ortom Pemuda Muhammadiyah,
Ikatan Pelajar Muhammadiyah, HW, Tapak Suci dan NA.
11. Kesadaran akan potensi dakwah, kader, amal
usaha, jejaring dan peran yang sangat besar di Kota Tangerang Selatan
12. Adanya harapan dari Pimpinan Universitas
di Tangerang Selatan supaya kader muda muhammadiyah di tiap perguruan tinggi
diberdayakan serta dibina secara serius.
13. Adanya kekhawatiran para alumni IPM di
Tangerang selatan akan salah asuhan jika organisasi mahasiswa Muhammadiyah
tidak ada diwilayahnya. Fakta menunjukkan bahwa mereka yang melanjutkan ke
perguruan tinggi terpaksa memilih aktif di organisasi lain.
14. Keinginan terbentuknya organisasi yang
sesuai aturan dan harmonis tanpa dibayang-bayangi ketidakjelasan, berdiri didua
kaki serta bermuka dua.
15. Kesadaran penuh bahwa untuk mewujudkan
harapan itu semua, tidak ada kata LAIN, tidak ada kata NANTI, tidak ada kata
ORANG LAIN saja, tidak ada kata NANTI BAGAIMANA dengan IMM Cabang yang
sebelumnya sudah ada diwilayah Tangerang Selatan. SATU peryataan yang ada yaitu
PC.IMM Tangsel adalah sebuah keniscayaan untuk TERBENTUK, oleh KITA dan
SEKARANG JUGA
C.
IMM Cabang Tangsel; Usaha Mewujudkannya
Melalui pemikiran jernih dan niatan yang tulus untuk berjuang. Perdebatan
tiada henti dari sekelompok kecil kader IMM yang sadar dan peduli pada masa
depan Kota Tangsel juga IMM-nya. Walau para pejuang IMM di Tangerang Selatan
datang dari negeri yang jauh disana. Didorong pemahaman yang kuat bahwa sejarah
bukan ditunggu dan hanya dipelajari semata. Idealnya sejarah harus kita buat
dan diajarkan kepada semua orang di bumi baik yang masih mau hidup maupun yang
akan mati.. Kelak mereka tahu siapa diri kita dan apa saja yang telah kita
torehkan pada masanya.
Oleh karena itu, usaha yang dilakukan olehnya bukanlah sebuah kenikmatan.
Menyadari bahwa dalam perjuangan akan banyak pengorbanan dan rintangan. Tidak
masalah menguras kantong pribadi untuk dibelanjakan di medan perjuangan dan
dakwah. Bersiap mendapat imbalan hinaan, caci maki, tuduhan korupsi, oportunis,
berniat busuk dan sematan yang lebih kejam dari itu.
Setelah niat terucap dan tekad membulat maka usaha dimulai dari pengumpulan
informasi mengenai data prospek masa depan Kota Tangsel. Selanjutnya
menyebarkan kabar baik akan segera terbentuk IMM Cabang ideal di Tangerang
Selatan. Menggalang basis massa, mengkampanyekan, menyadarkan pentingnya
dibentuk IMM Tangsel. Melakukan kajian kritis dan komprehensip tiada henti.
Membangun dan memantapkan kekuatan lintas sektor. Mengkomunikasikan secara intens dengan DPD
IMM DKI Jakarta dan DPD IMM Banten yang pada gilirannya menjadi penentu proses
kelahiran IMM Tangsel.
Pada tanggal 08 Desember 2009 terbitlah SK DPD IMM Banten Nomor:
041/A-1/XXVII/2009 tentang pengesahan pimpinan Karateker IMM Cabang Kota
Tangerang Selatan, ditanda tangani oleh Kanda Moh Kholid Mawardi selaku ketua
umum dan Imelda Mariska selaku sekretaris umum DPD IMM Banten periode 2008-2010.
Ingat Kawan!!! Perjuangan belumlah sampai pada tujuan. Masih membentang
ribuan kilometer jalan perjuangan berikutnya. Paling tidak terbentuknya IMM
Cabang Ideal di Tangerang Selatan bukan lagi sebuah utopia. Terbitnya SK
tentang pengesahan karateker PC IMM Tangsel merupakan satu sentimeter dari ribuan
kilometer jalan perjuangan yang membentang itu.
D.
Karateker Bekerja Bagai Semut Hitam Dan
Lebah Madu
Seakan menyantap makanan para dewa dan meminum tirta nirwana, para semut
dan lebah madu berjuang siang malam tiada henti. Tak lekang panas matahari dan
lapuk oleh air hujan, para pejuang kecil bergerilya kesana kemari. Bermandikan
keringat dan sesekali berlumurkan darah yang senantiasa merah. Langkah tak akan
terhenti walau godaan dan aral merintang. Seakan satu hari penuh tidak terbagi
antara siang dan malam. Pembeda tiap penggal waktu hanyalah kerinduan untuk
berlabuh kepada Yang Maha Pencipta. Segenap asa tercurahkan pada komitmen
perjuangan. Bahkan tidurnyapun tak terlewatkan memimpikan masa depan organisasi
yang didambakan. Meskipun harus berbagi waktu dengan amanah yang sama penting
juga diembannya.
Komposisi karateker melibatkan kader dan alumni dari IMM Cabang yang sudah
ada diwilayah Tangsel juga alumni IPM sebagai sumber kader dimasa mendatang.
Bagaimanapun sumber daya harus diperbantukan dari mereka yang setidaknya sudah
berpengalaman. Hal ini penting supaya mereka segera bekerja tanpa harus
mendidiknya dari awal. Selain memahami dasar perjuangan, mereka juga menguasai
kewilayahan Tangerang Selatan.
Komunikasi sangatlah penting untuk menghindari anggapan negatif dari pihak
yang tidak tahu dasar dan tujuan perjuangan. Maka dari itu komunikasi dilakukan
kesemua pihak. Komunikasi secara intens dilakukan dengan DPD IMM Banten, selain
itu komunikasi secara formatif dengan DPD IMM Jakarta dan DPP IMM. Kaitannya
dengan hubungan sesama Cabang-cabang IMM yang lain, Karateker menjalin
komunikasi dan kerjasama secara berkelanjutan.
Komunikasi juga intens dengan para Ayahanda Muhammadiyah khususnya di
Tangerang Selatan. Para ayahanda menyambut gembira rencana dan kerja para
pejuang IMM Tangsel. Seolah mendapat doa restu dari orang tua, karateker
bekerja lebih semangat. Awalnya memang tidak semua ayahanda Muhammadiyah serta
merta mendukung upaya pembentukan IMM Tangsel. Diantara mereka yang awalnya
belum bisa mendukung perjuangan mengkhawatirkan posisi Cabang IMM yang sudah
ada di wilayah Tangsel.
Berbagai upaya untuk menjelaskan dan memahamkan dilakukan pengurus
karateker. Mereka yang awalnya ragu dan belum bisa mendukung perjuangan justru
menjadi garda utama pendukung terbentuknya IMM Tangsel. Bahkan banyak yang
optimis serta berharap hari itu juga deklarasi terbentuknya IMM Tangsel. Kami
bahagia tentunya mendengar harapan dari para pendukung perjuangan. Namun
demikian, karateker tetap mengingatkan kepada seluruh elemen bahwa semua ada
aturan mainnya. Sebagai organisasi besar dan mumpuni IMM tentu memiliki
konstitusi yang harus ditaati pimpinan juga anggota. Akhirnya semua pihak
memahami dan sepakat untuk tetap mengacu konstitusi organisasi. Kamipun bekerja
sesuai prosedur secara sistematis.
Tujuan perjuangan tidak berjangka pendek, lebih dari itu harapan IMM
Tangsel ke depan menjadi Cabang terideal se Indonesia. Kami merasa harapan
tersebut bukan sesuatu yang berlebihan. Sebagai kaum yang optimis dan progresif,
tidak salah kalau berorientasi pada sesuatu yang baik bahkan yang terbaik.
Mengingat semboyan “Fastabiqul Khairaat” yang selalu di hati sanubari.
Kini semuanya bertahap menjadi pribumi di negeri sendiri. Berbagai
penyesuaian dan pemahaman dilakukan. Kultur budaya Banten yang luhur dan
kearifan lokal yang ada senantiasa kami pelajari. Khususnya kearifan lokal
pergerakan pemuda dan masyarakatnya. Dimana penyesuaian dengan kultur
pergerakan di Banten, memahami lebih jauh kondisi dan kebutuhan pergerakan.
Upaya pendekatan dengan pengurus DPD IMM Banten, termasuk dengan sesama
Pimpinan Cabang yang sudah devinitif berdiri di Banten. Pendekatan yang
dilakukan berupa silaturahmi dan menawarkan batuan setiap kegiatan yang ada.
Mengingat kami hakikatnya adalah bagian
dari keluarga besar IMM Banten dan IMM pada umumnya. Walau jarak dan waktu
harus ditaklukkan oleh kami yang berada diujung timur provinsi Banten. Semua
kendala tak terasa memberatkan usaha karateker. Meyakini dengan sepenuh hati
dimana perjuangan memerlukan pengorbanan.
Walau dalam kapasitasnya
sebagai embrio IMM Tangsel, karateker juga melakukan beberapa manuver
konsolidasi eksternal dan ikut menjadi penentu pergerakan OKP di Tangsel.
Contoh konkretnya menghadiri undangan berbagai kegiatan OKP maupun Induknya
termasuk ikut merumuskan langkah strategis pembentukan KNPI Tangsel.
Dalam hubungannya dengan
pemerintahan dan OKP/ormas se-Tangsel, karateker sering menghadiri acara yang
diselenggarakan mereka. Hal ini terkesan terlalu mendahului apa yang seharusnya
menjadi kapasitasnya, namun semua itu dimaksudkan untuk memperoleh pengetahuan,
memperluas jaringan dan menggalang dukungan demi pemantapan berdirinya PC. IMM
Tangsel.
Segenap fungsionaris karateker mengakui tidak semua agenda yang dirumuskan
terlaksana secara maksimal. Meskipun demikian bukan berarti karateker tidak
berbuat apa-apa. Singkatnya waktu yang ditentukan tidak sebanding dengan
padatnya kesibukan personil karateker.
E.
Moment Bersejarah itu Bernama Musyawarah
Cabang I Pimpinan Cabang IMM Kota Tangerang Selatan
Musyawarah
Cabang Perdana terlaksana bersamaan Musyawarah ortom-ortom Muhammadiyah se-kota
Tangerang Selatan pada hari Hari Sabtu Tanggal 4 Juni 2011 bertempat di
Perguruan Muhammadiyah Setia Budi, Pamulang-Tangerang Selatan. Pada kesempatan
bersejarah itulah berkenan dibuka secara resmi oleh ketua umum PP Muhammadiyah,
ayahanda Prof. Dr. H Dien Syamsudin.
Bendera
dan umbul-umbul ortom PDM Tangsel termasuk IMM Tangsel berkibar dengan
gagahnya. Bertambah semarak kala jas merah IMM dikenakan para semut hitam dan
lebah madu. Sebutan sederhana kepada mereka yang gigih berjuang mendirikan IMM
Tangsel.
Melalui
permusyawarahan yang hikmad, kami merumuskan banyak hal penting. Disaat yang
sama kami mengenang bagaimana para pendiri bangsa Indonesia bermusyawarah
menjelang kemerdekaan. Hujan interupsi dan kritikan seakan menambah syahdunya
musyawarah bersejarah itu. Berbagai gagasan dan pemikiran beradu cukup seru
diruang dimana kami bermusyawarah. Semua yang hadir menumpahkan segala rasa dan
asa. Tiada satupun yang peserta sidang yang tertidur atau meninggalkan arena
musycab. Mereka begitu antusias mendukung suksesnya pelaksanaan musycab
perdana. Hujan deras disertai halilintar menyambar tidak membuat peserta sidang
bergeming. Predikat sebagai kader sejati benar-benar dipertaruhkan. Peribahasa
-Tak lekang oleh terik mentari dan tak lapuk oleh hujan- senantiasa terus dibuktikan.
Kami semua
yang hadir dan berjuang selama ini merasakan berkah illahi robbi. Berkah itu
nyata terasa setelah musyawirin menentukan sosok ideal dan istimewa sebagai
ketua formatur. Kader teladan hasil didikan alam ikatan dan persyarikatan. Aura
kader sejatinya membuat decak kagum
penuh kewibawaan. Sosoknya yang gagah dan energik tak mungkin diragukan
ketangguhannya mengawal cita-cita agung IMM cabang Tangsel mendatang.
Ruh kader sejati juga bersemayam dalam jiwa musyawirin yang penuh
keikhlasan menerima kenyataan. Mereka yang berbeda pendapat menyadari
pentingnya menghormati sesama. Kandidat yang belum berkesempatan terpilih dalam
ajang musycab menerima kekalahan dengan lapang dada. Berbeda dengan musyawarah
di negeri sebelah, kandidat yang tak terpilih dengan jiwa ksatrianya mendukung
kandidat yang menang. Sebutir biji zarrahpun tidak ada pikiran buruk terbesit
apalagi berniat menjegal siapa yang menang.
Sungguh indahnya musyawarah dan pemilihan pimpinan yang dilaksanakan penuh
dengan kesederhanaan itu. Semua insan bersatu padu mendukung cita-cita bersama
penuh komitmen. Mereka berlomba-lomba menawarkan diri menjadi pengurus dan
bertekad mengawal ikatan sampai kapanpun. Semua memaklumi bahwa dalam berjuang
di ikatan tidak lagi berkata” Kalian saja yang maju, biar kami mendukung dari
belakang atau kami yang maju asalkan kalian ikut dari belakang.” Berbicara
kepemimpinan di ikatan, semua elemen bersatu padu merapatkan barisan. Layaknya
sebuah barisan, mereka ada di tengah, samping kanan dan kiri kemudian berjalan
beriringan. Bergandengan tangan saling menguatkan disaat yang lain terkulai
dimedan perjuangan.
Pembahasan mendasar dan lanjutan terus berlangsung mengingat hari
bersejarah itu tidak akan ada duanya. Pada kesempatan baik itu kami mencoba
menginventarisir berbagai hambatan dan peluang melalui analisis SWOT guna
menyusun arahan program dan gerakan dalam ikatan yang baru saja terbentuk
kepengurusannya tersebut. Kepengurusan pertama tersebut terdiri dari:
Ketua Umum :
Andy Wiyanto
Ketua Bidang Organisasi :
Ibnu Zakwan
Ketua Bidang Kaderisasi :
Zaky Anshori
Ketua Bidang Hikmah : M.
Imadudin Nasution
Ketua Bidang Sosial, Ekonomi, Seni dan
Budaya : Muhammad
Arief Maulana
Ketua Bidang IMMawati :
Siti Aisyah
Sekretaris Umum :
Indra Kurniawan
Sekretaris Bidang Organisasi :
Rizal Koirur Roziqin
Sekretaris Bidang Kaderisasi :
Rizky Maulana
Sekretaris Bidang Hikmah :
Sihab Malik Dena
Sekretaris Bidang Sosial, Ekonomi, Seni
dan Budaya : Hafidz Solahudin
Sekretaris Bidang Immawati :
-
Bendahara Umum :
Rinrin Marlina Azhary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar